Adat Pernikahan Orang Jawa
“Dan Segala sesuatu kami jadikan
berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran allah” (QS.Adz Dzariyaat :
49)
Tata cara dan prosesi pernikahan Adat Jawa dengan Maknanya lengkap
khususnya Jawa Tengah, Yogyakarta dan Solo.sebagai manusia, fitrahnya
membutuhkan pasangan hidup yang bisa diajak dalam keadaan suka dan duka sampai
kaki kaki dan ninen ninen. Dengan cara
cinta kasih yang benar sesuai dengan aturan masyarakat dan agama. Yaitu dengan
jalur pernikahan yang diakui aleh agama dan negara.
Pernikahan yang akan dibahas disini
adalah tatacara pernikahan saya sendiri dari suku jawa dengan suku jawa. Karena
di Indonesia sendiri terdapat banyak suku yang mempunyai budaya masing-masing
daerah. Salah satu tata cara pernikahan yang saya lakukan adalah prosesi jawa
yang mencangkup jawa tengah Yogyakarta, dan Solo.
Sebelum kita membahas mengenai
pernikahan sebaiknya kita tahu terlebih dahulu mengenai arti pernikahan.
Pernikahan adalah rangkaian upacara yang dilakukan oleh dua orang manusia untuk
menghalalkan semua perbuatan yang ada hubunganya dengan kehidupan suami dan istri
yang bertujuan untuk membangun keluarga dan meneruskan garis keturunan. Yang sesuai dengan ajaran agama dan negara.
Sebelum terjadinya pernikahan dahulu
ada beberapa prosesi yang harus saya jalani dengan pihak keluarga saya dan
keluarga calon istri saya.
Babak I
Pertama
Babak I ini adalah tahap pembicaraan, jadi akan ada pembicaraan antara
pihak yang memiliki hajat mantu dengan calon besan-nya. Pembicaraan yang
dilakukan biasanya mulai dari perkenalan satu keluarga dengan keluarga calon
besan, untuk menentukan hari pertemuan lagi jaitu untuk melamar dan menentukan
hari atau disebut gethok dina. Disini masih terkesan santai dalam pembicaraan
karena untuk mengenalkan pihak kelurga laki laki dan pihak keluarga perempuan.
Dan diahiri dengan makan bersama dua keluarga.
Babak II kedua
Babak II ini juga disebut tahap
kesaksian, yang merupakan peneguhan daru pembicaraan sebelumnya dengan disaksikan
oleh pihak ketiga. Pihak ketiga ini bisa kerabat dekat, atau sesepuh (biasanya
diwakili oleh pak dukuh dan pak Rt
setempat) tetangga kanan kiri di tempat tinggalnya. Disini barulah prosesi
pertemuan keluarga besar yang kedua kalinya sekaligus untuk melamar/meminang.
Disini juga sudah mlai membahas untukpenentuan hari yang baik untuk
menentukan ijab Qobul dan resepsi
pernikahan.
Pada tahapan ini, biasanya akan melalui
beberapa acara.
1. Srah-Srahan
Pada acara ini, akan diserahkan
seperangkat perlengkapan sarana untuk pelaksanaan acara yang akan dilakukan
sampai akhir.
Biasanya, akan dibawa barang-barang yang
mempunyai arti dan makna tersendiri, seperti cincin, makanan tradisional,
seperangkat busana untuk wanita, buah-buahan, daun sirih, dan juga uang.
Barang-barang yang dibawa tersebut
memiliki arti dan makna tersendiri lho.
Cincin emas melambangkan sebuah
lingkaran yang tidak ada putusnya, maknanya adalah agar cinta kedua pasangan
yang menikah abadi dan tidak terputus sepanjang hidup mereka.
Makanan tradisional yang dibawa biasanya
terdiri dari lapis, jadah, jenang, dan wajik, dimana semua makanan itu terbuat
dari beras ketan. Ketika masih mentah, beras ketan itu tidak bersatu dan
terpisah, ketika dimasak menjadi lengket. Nah, diharapkan setelah menikah
nanti, kedua pasangan pengantin akan lengket selama-lamanya.
Seperangkat busana untuk wanita memiliki
makna bahwa kedua pengantin harus pandai menjaga rahasia keluarga dari orang
lain.
Perhiasan yang terbut dari emas dan
berlian memiliki makna agar pengantin wanita selalu berusaha tampak bersinar di
depan suami dan tidak membuatnya kecewa.
Buah-buahan yang dibawa bermakna agar
cinta yang ada antara pengantin pira dan wanita menghasilkan buah kasih yang
bermanfaat, bukan hanya bagi keluarga, tetapi juga untuk masyarakat.
Daun sirih memiliki dua sisi, antara
sisi satu dan yang lainnya berbeda, tetapi ketika kita gigit, rasanya tetaplah
sama. Hal ini menggambarkan satu hati, dengan tekad yang bulat tanpa harus
mengorbankan perbedaan yang ada.
2. Peningsetan
Pada acara ini ditandai dengan tukar
cincin antara kedua calon pengantin sebagai lambang kuatnya ikatan dari
pembicaraan yang dilakukan antara dua keluarga untuk mewujudkan dua kesatuan.
3. Asok Tukon
Asok tukon merupakan sebuah acara yang
dilakukan dengan menyerahkan sejumlah uang yang dimaknai sebagai pernghormatan,
wujud terimakasih kepada calon mertua yang disampaikan oleh calon pengantin
pria.
4. Gethok Dina
Gethok dino ini merupakan tahapan untuk
menetapkan kapan akan diadakannya ijab qabul dan resepsi. Biasanya pada tahap
ini kedua keluarga akan bersama-sama berdiskusi mencari hari, tanggal, dan
bulan diadakannya pernikahan. Biasanya mencari hari kosong menghindari hari
apes/hari meninggalnya lelulur.
Babak III
Pada tahapan ini, pihak wanita selaku
yang mempunyai hajat akan mengundang sesepuh dan saudara. Yang bertujuan dari udangan kepada sesepuh dan
saudara-saudara ini adalah untuk pembentukan panitia pernikahan dalam
melaksanakan semua kegiatan saat sebelum, waktu acara, dan sesudah hajatan
digelar.
Tahapan yang dilakukan biasanya seperti
di bawah ini.
1. Sedhahan
Sedhahan merupakan tahapan dimana kita
mulai membuat dan membagi undangan kepada sesepuh dan saudara-saudara yang
nantinya akan menjadi panitia dalam acara pernikahan.
2. Kumbakarnan
Tahap kumbakarnan merupakan pertemuan
untuk pembentukan panitia hajatan. Tahapannya biasanya adalah dengan
pemberitahuan dan juga permohonan bantuan kepada saudara dekat, tetangga, dan
juga kenalan yang mungkin dapat membantu jalannya acara. Dari mulai mebuat
undangan, menyebar undangan, masak- masak ataupun memberikan punjungan (makanan/kue)
kepada tetangga ataupun saudara.
Kemudian penyampaian program kerja untuk
panitia dan juga pelaksana acara. Semua panitia akan mengurusi segala keperluan
yang terjadi saat hajatan berlangsung. Mulai dari keamanan parkir, sampai bagian dapur yang mengurus semua
konsumsi maupun peralatan peralatannya.
3. Jenggolan Atau Jonggolan
Jenggolan
merupakan saat dimana calon pengantin melapor ke KUA yang berada di daerah
tempat tinggal calon pengantin wanita. Pihak pria membawa surat numpang menikah dan persyaratan
lainya yang dibawa dari desa dan disahkan di KUA pihak lelaki sebagai surat
pengantar untuk menumpang menikah. Tata cara ini juga biasa disebut
sebagai tandhakan atau tandhan yang artinya
memberi tanda di Kantor Pencatatan Sipil bahwasanya ada acara hajatan mantu
dengan cara ijab.
Babak IV
Tahapan ini merupakan rangkaian upacara
dalam acara hajatan mantu. Ada beberapa tahapan acara dalam babak IV ini.
1. Pasang Tarub Dan Tratag
Pemasangan tarub dan juga tratag ini
tentu saja menandakan bahwa akan ada acara hajatan mantu di rumah kamu. Tarub
biasanya akan dibuat menjelang acara inti, ciri khasnya adalah hiasan dari
janur atau daun kelapa yang masih muda, hiasan yang berwarna warni.
Kadang,
ada juga yang menggunakan ubarampe berupa sego gurih atau
nasi uduk, nasi asahan, nasi golong, apem, kolak, dan ketan.
2. Kembar Mayang
Kembar
mayang ini berasal dari kata kembar dan mayang. Kembar berarti
sama, sedangkan mayang artinya adalah bunga pohon jambe, atau
ada juga yang menyebutnya sekar kalpataru dewandaru, sebagai
lambang kebahagiaan dan juga keselamatan.
Setelah acara pernikahan selesai, kembar
mayang biasanya akan dilabuh ke sungai atau laut, atau ada juga yang
membuangnya di perempatan jalan. Maksud dari melabuh atau membuang kembar
mayang adalah agar pengantin selalu ingat asal mereka hidup itu dari bapak dan
ibu sebagai perantara Tuhan.
Kembar mayang terdiri dari beberapa
barang.
§ Batang pisang, sekitar 2-3 potong yang
digunakan untuk hiasan. Batang pisang ini biasanya diberi alas berupa tabung
yang bahannya terbuat dari kuningan.
§ Bambu aur yang berfungsi sebagai penusuk
atau sujen secukupnya.
§ Janur kuning, 4 lembar untuk tiap
pelepah pisang yang digunakan.
§ Daun kemuning, daun pohon beringin yang
ada rantingnya, daun apa-apa, daun andong, dan daun girang.
§ Nanas sebanyak 2 buah, yang digunakan
adalah buah matang sama besar.
Bunga Melati, mawar merah, mawar putih, bunga kanthil.
§ Kelapa muda dua buah, gunakan yang sudah
dikupas kulitnya dan masih ada airnya. Bagian bawah kelapa dibuat rata agar
tidak menggelinding sewaktu diletakkan.
3. Pasang Tuwuhan
Tuwuhan
atau pasren biasanya akan dipasang di pintu masuk menuju ke
tempat duduk pasangan pengantin. Tuwuhan ini biasanya terdiri dari berbagai
macam tumbuhan yang masing-masing memiliki makna tersendiri.
a. Janur
Janur memiliki makna agar nantinya
pasangan pengantin memperoleh cahaya dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
b. Daun
Kluwih
Maksud
dari godhong kluwih atau daun kluwih adalah agar hajatan yang
dilangsungkan tidak kekurangan suatu apapun. Bahkan, kalau bisa justru
mendapatkan lebih atau luwih dari yang sudah direncanakan
sebelumnya.
c. Daun
Beringin Beserta Ranting
Daun beringin dimaksudkan sebagai ingin
yang bermakna harapan atau keinginan yang didambakan pengantin dapat terwujud
dengan mudah.
d. Daun
Dadap Serep
Daun
dadap serep ini yang dimaksudkan adalah kata rep, memiliki arti
sejuk, dingin, damai, teduh, dan tenang tanpa ada gangguan.
e.
Seuntai Padi (Pari Sewuli)
Pari sewuli ini melambangkan filosofi,
semakin berisi semakin merunduk. Pengantin, nantinya diharapkan hidupnya
semakin berbobot dan berkecukupan. Tapi, tidak lupa tetap rendah hati, ringan
tangan dalam membantu sesama yang sedang membutuhkan.
f.
Cengkir Gadhing
Cengkir
gadhing atau air kelapa muda, atau biasa juga disebut banyu deganmelambangkan
air yang suci dan bersih. Mempunyai makna cinta yang ada antara pengantin pria
dan wanita tetap suci dan bersih.
g.
Setundhun Gedang Raja Suluhan
Setundun
gedang raja suluhan atau bahasa Indonesia-nya adalah
satu tandan pisang raja bermakna harapan, semoga kedua pengantin nantinya
memiliki sifat seperti raja hambeg para marta. Manusia yang mengutamakan
kepentingan orang lain dari pada kepentingan pribadi.
h. Tebu
Wulung Watangan
Tebu
wulung watangan atau batang tebu hitam ini melambangkan kemantapan hati, atau
bahasa Jawa-nya anteping kalbu. Memiliki makna, jika memang sudah
mantap menentukan pilihan sebagai suami istri, mereka tidak akan lirik-lirik
kanan kiri.
i.
Kembang lan Woh Kapas
Kembang dan buah kapas, bermakna
harapan, agar nantinya kedua pengantin tidak kekurangan pangan, sandang, dan
papan. Selalu pas dan berkecukupan, tetapi tidak pas-pasan.
j.
Kembang Setaman Dibokor
Kembang setaman dibokor atau bunga
setaman yang ditanam di air bokor memiliki makna, sebuah harapan agar kehidupan
pengantin di masa depan selalu cerah bagai bunga yang ada di taman.
4. Siraman
Selanjutnya adalah tahanpan siraman,
ubarampe atau barang-barang yang harus disiapkan ada banyak. Kamu harus
menyediakan air bunga setaman, yaitu air yang diambil dari tujuh sumber mata
air. Setelah itu, ditaburi menggunakan bunga seteman yang terdiri dari mawar,
melati, dan juga kenanga.
Tahapan saat upacara siraman berlangsung
adalah sebagai berikut.
§
Calon pengantin terlebih dahulu memohon
restu kepada kedua orang tua nya.
§
Setelah itu, calon pengantin duduk di
atas tikar yang terbuat dari pandan, yang merupakan tempat siraman.
§
Calon pengantin disiram oleh pinisepuh,
orang tua pengantin, dan beberapa wakil yang sudah ditunjuk sebelumnya.
§
Terakhir, calon pengantin akan disiram
air menggunakan kendi oleh bapak dan ibunya. Bagian yang disiram adalah muka,
kepala, dan tubuh calon pengantin. Setelah air dalam kendi habis, kemudian
dipecahkan kendinya dengan berkata “Niat ingsun ora mecah kendi, nanging
mecah pamore anakku wadon.”
5. Adol Dhawet
Prosesi adol dhawet dilaksanakan setelah
siraman. Prosesi ini dilakukan oleh kedua orang tua calon pengantin wanita. Ibu
calon pengantin sebagai penjual, sedangkan bapak nya yang memegang payung untuk
memayungi ibu.
Pembeli
pada prosesi ini adalah para tahu yang menggunakan uang pecahan berupa genteng
atau kreweng.
Upacara ini memiliki harapan agar,
nantinya pada saat upacara panggih atau resepsi, banyak tamu dan juga rezeki
yang datang.
6. Midodareni
Midodareni merupakan upacara pada malam
sebelum akad nikah dilaksanakan. Kegiatannya adalah malam melepas masa lajang
bagi kedua calon pengantin. Acara ini dilaksanakan di rumah calon pengantin
wanita.
Acara ini dimaksudkan untuk memastikan
bahwa calon pengantin pria akan hadir saat akad nikah, dan sebagai bukti bahwa
keluarga calon pengantin perempuan memang benar-benar sudah siap melakukan prosesi
pernikahan esok hari.
Midodareni
ini berasal dari kata widodareni atau bidadari, kemudian
berubah kata menjadi midodareni yang berarti membuat calon
pengantin tampak seperti bidadari.
Kalau dalam dunia pewayangan, calon
pengantin pria dan wanita diibaratkan seperti Dewa Kumajaya dan Dewi Kumaratih.
Kedua tokoh pewayangan yang memiliki ketampanan dan juga kecantikan.
Babak V
Babak V merupakan tahapan puncak acara
pernikahan adat Jawa. Ada beberapa acara pada babak ini.
1. Ijab Qobul
Acara paling penting dalam upacara
pernikahan adalah ijab qobul. Saat, ketika sepasang calon pengantin bersumpah
di hadapan naib, yang juga disaksikan oleh wali, pinisepuh, dan orang tua dari
pengantin serta beberapa tamu undangan.
Saat
akad nikah atau ijab qobul, ibu dari kedua orang pengantin tidak memakai subang
atau giwang. Maksud dari hal tersebut adalah, untuk memperlihatkan keprihatinan
dua ibu tersebut, sehubungan dengan pernikahan anaknya, atau ngentasake
anak.
2. Upacara Panggih
Upacara panggih ini terdiri dari
beberapa tahapan acara.
a. Liron
Kemnbar Mayang
Tahapan pertama ini adalah saling
menukar kembar mayang antar pengatin. Maksud dari tahapan ini adalah untuk
menyatukan cipta, rasa, serta karsa untuk bersama mewujudkan kebahagiaan dan
keselamatan.
b.
Gantal
Gantal atau balang-balangan gantal yang
merupakan kegiatan saling melempar gantal oleh masing-masing pengantin. Gantal
merupakan daun sirih yang digulung kemudian diikat menggunakan benang putih.
Tahapan ini memiliki makna harapan, semoga semua godaan akan hilang terkena
lemparan gantal.
c.
Ngidak Endhog
Ngidak
endhog atau menginjak telur sampai pecah yang dilakukan pengantin pria.
Maksudnya adalah sebagai simbol seksual bahwa kedua pengantin sudah pecah
pamor-nya.
d.
Pengantin Wanita Mencuci Kaki Pengantin Pria
Maksud dari pengantin wanita mencuci
kaki pengantin pria dengan air bunga setaman adalah agar benih yang diturunkan
bersih dari hal dan perbuatan yang kotor.
e. Minum
Air Degan
Air degan atau air kelapa dianggap
sebagai air suci, air hidup, dan air mani atau manikem.
f.
Di-kepyok dengan Bunga Warna-Warni
Maksud dari tahapan ini adalah harapan,
semoga keluarga yang akan dibangun kedua pengantin dapat berkembang dan bahagia
lahir dan batin.
g. Masuk
ke Pasangan
Makna dari tahapan ini bahwa kedua
pengantin telah menjadi pasangan yang siap berkarya melaksanakan segala
kewajiban.
h.
Sindur
Sindur,
atau kependekan dari isin mundur, atau bahasa Indonesia-nya pantang
menyerah atau pantang mundur. Maksudnya adalah pasangan pengantin siap
menghadapi tantangan hidup dengan penuh semangat dan berani karena benar.
Setelah melalui tahapan upacara panggih,
pengatin akan diantar untuk duduk di sasana riengga. Di tempat tersebut akan
dilangsungkan tata upacara adat Jawa.
a.
Timbangan
Acara timbangan adalah saat bapak
pengantin wanita duduk di antara kedua pasang pengantin. Kaki kanan sang bapak
diduduki pengantin pria, sedangkan kaki kiri diduduki pengantin wanita.
Ada dialog singkat antara bapak dan ibu
dari pengantin wanita yang berisi sebuah pernyataan bawa masing-masing
pengantin sudah seimbang.
b.
Kacar-Kucur
Pengantin pria akan mengucurkan
penghasilan kepada pengantin wanita yang dilambangkan dengan uang receh dan
kelengkapannya. Maksud dari tahapan ini adalah pengantin pria akan bertanggung
jawab dan memberi nafkah kepada keluarganya kelak.
c.
Dulangan
Dulangan atau menyuapi, antara pengantin
pria dan wanita saling menyuapi satu sama lain. Tahapan ini bermakna laku
memadu kasih di antara kedua pengantin.
Dalam
tahapan dulangan ini ada makna tutur adilinuwih atau seribu
nasihat yang adiluhung, yang dilambangkan sembilan tumpeng dengan maknanya
masingg-masing.
1. Tumpeng Tunggarana, agar pasangan pengantin selalu ingat kepada yang
memberi hidup.
2. Tumpeng Puput, kedua pengantin berani untuk hidup mandiri.
3. Tumpeng Bedhah Negara, bermakna bersatunya antara pria dan wanita.
4. Tumpeng Sangga Langit, memiliki arti berbakti kepada kedua orang tua.
5. Tumpeng Kidang Soka, yang memiliki makna menjadi besar dari kecil dahulu.
6. Tumpeng Pangapit, suka dan duka merupakan wewenang dari Yang Maha Kuasa.
7. Tumpeng Manggada, bermakna segala yang ada di dunia tidak ada yang abadi.
8. Tumpeng Pangruwat, memiliki makna agar kedua menantu berbakti juga kepada
mertua.
9. Tumpeng Kesawa, merupakan tumpeng yang maknanya nasihat untuk rajin
bekerja.
3. Sungkeman
Sungkeman adalah upacara untuk
mengungkapkan bakti anak kepada kedua orang tua, serta memohon doa restu.
Upacara sungkeman dilakukan dengan
berjongkok dengan sikap seperti menyembah, kemudian pengantin menyentuh lutut
orang tua pengantin wanita. Diawali dengan pengantin wanita, baru kemudian
diikuti dengan pengantin pria. Setelah itu, baru sungkeman kepada kedua orang
tua pengantin pria.
Itu prosesi pernikahan dengan budaya
jawa, seperti yang sudah saya lampau.
selamat membaca dan berdiskusi ya maaf tulisan copo dr blog tetangga dan diedit secukupnya..
No comments:
Post a Comment